Pages

Hosting Indonesia ____________________________________________________________________________________

KEROHANIAN - CAMPING ROHANI PENYEGARAN HIDUPP

Zaman teknologi informasi membawa dampak perubahan gaya hidup di berbagai bidang kehidupan secara masif, termasuk bidang pendidikan. Sekolah-sekolah Katolik dan Kristen yang pada awal pendirian mempunyai cita-cita luhur, seperti turut mewartakan Injil melalui pendidikan, pada era modern niat itu terlebur dalam modernisasi dengan berbagai perubahan kepentingan dan perilaku. Banyak sekolah swasta beralih status menjadi sekolah negeri yang mana pendidikan iman mendapat prioritas yang semakin sedikit.
 Amanat Yesus sebelum naik ke surga kurang diindahkan lagi, pelajaran agama menjadi pengetahuan profan, kurang internalisasi yang mana sangat mempengaruhi perilaku sejak siswa di sekolah sampai ke masyarakat. Apakah rekoleksi dan retret masih diperhatikan oleh para penyelenggara pendidikan kristiani? Amanat agung dari Yesus Kristus apakah ikut hilang dalam modernisme, sekularisme dan hedonisme? Perlu ada kegiatan lain, selain pelajaran agama yang turut membentuk karakter siswa secara revolusioner.
Camping Rohani “Penyegaran Hidup” menjadi salah satu alternatif untuk membantu pembatinan peserta didik akan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih hakiki, seperti substansi diri sebagai ciptaan, Tuhan Sang Pencipta, kehendak bebas, dosa dan tobat, cita-cita, dan realitas eskatologis - penghakiman terakhir serta pengutusan sebagai murid Kristus.
Dalam camping rohani, retret gaya kaum remaja yang waktu pelaksanaannya relatif singkat, yaitu 3 (tiga) hari, tetapi manfaatnya dirasakan sampai mereka menjadi orang tua. Terlibat bertahun-tahun dalam kegiatan camping tanpa ada buku pegangan, menginspirasi penulis untuk mendokumentasi kegiatan selama camping. Catatan itu diolah menjadi buku  dan ada penerbit yang bersedia menerbitkannya, tetapi untuk menghindari bahwa buku hanya menumpuk perlu ada sekolah atau kelompok yang pasti akan menggunakannya.
Retret gaya camping mengikuti gaya pola retret tiga hari, yaitu:

HARI PERTAMA:
Hari pertama, diawali dengan pendirian kemah, upacara pembukaan dengan gaya Pramuka, perkenalan, sharing, rekreasi terpimpin dan doa malam, “Ibadat Nikodemus”. 
Acara pembukaan dan perkenalan dilaksananakan dalam suasana yang menggembirakan agar peserta lebih bebas mengekpresikan diri. Sharing peserta dan suasana dikondisikan untuk membuka diri melalui suatu kisah berkesan. Renreasi terpimpin peserta dibawa kepada suasana relaks setelah melaksanakan sharing, sedangkan Ibadat Nikodemus meniru perbuatan Nikodemus dalam Injil Yohanes yang bedialog dengan Yesus pada malam hari.  

HARI KEDUA:   
Hari Kedua, diawali dengan ibadat pagi “Keterbukaan”, dilanjutkan dengan  pertemuan dengan tema: Siapakah Saya, Peristiwa dalam hidup saya, Kisah Mawar dan Cempaka (adopsi kisah Kain dan Abel),  rekreasi terpimpin dan ibadat malam “Panggilan”
Ibadat pagi dilakukan begitu bangun pagi mengingatkan peserta untuk terbuka terhadap semua anugerah Tuhan, sehingga hatinya tergerak untuk memuji, menyembah, bersyukur serta selalu memohon penyertaan Tuhan. Berelasi dengan Sang Pencipta, peserta dihantar kepada refleksi penyadaran diri, who am I - Siapakah Aku?, peristiwa dalam hidup, adopsi kisah Kain dan Abel dalam cerita Mawar dan Cempaka, dan ibadat Panggilan. Ibadat Panggilan merupakan tanggapan atau jawaban peserta atas anugerah Tuhan.

HARI KETIGA:  
Hari Ketiga, diawali dengan ibadat “Tembok-tembok Pemisah”, Persahabatan, “Panggung Kebebasan”, Cinta Kasih yang Menyelamatkan, Ibadat Tobat, Api Unggun, diakhiri dengan ibadat Syukur Partisipatif. 
 Ibadat "Tembok-tembok Pemisah" menyadarkan peserta akan makna kebersamaan yang hakiki, karena sering karena perbedaan suku, agama, golongan, ras terjadi 'tembok' yang membatasi seseorang dari lingkungan. Persahabatan merupakan efek positif dari tembok egoisme yang telah dirubuhkan. Di dalam relasi sosial ada kebebasan, namun dilaksanakan secara bertanbggungjawab yang saling menggembirakan dan menyelamatkan. Berhadapan dengan Tuhan yang mahasuci, sebagai ciptaan tetap ada dosa, maka perlu ada sikap tobat. Sikap itu terwujud juga dalam rasa syukur dalam kebersamaan dengan orang lain.
HARI KEEMPAT:
Hari keempat, Ibadat pagi “Perutusan”, Hiking (lintas alam), Evaluasi dan upacara Penutup camping dan Retret “Penyegaran Hidup”.  
Hari keempat merupakan hari ekstra bagi peserta untuk mengekspresikan diri secara bebas dalam alam. Mereka melakukan Hiking atau lintas alam sambil menjalankan beberapa tugas yang berhubungan dengan cinta alam; mengenal jenis-jenis tumbuhan dan binatang serta manfaatnya bagi manusia, dan sebagainya. Sebagai umpan balik kepada pihak sekolah atau penyelenggara dari luar, ada lembaran evaluasi yang wajib mereka isi setelah hiking. 
Acara camping rohani "Penyegaran Hidup" diakhiri dengan upacara penutup gaya Pramuka, dan selanjutnya berbenah dan kembali ke rumah. 

Karena oleh banyaknya kegiatan dan tidak semua materi camping dicatat oleh peserta, maka disediakan buku pedonan yang juga menjadi buku catatan peserta  selama camping. Itu berdasarkan evaluasi penulis buku setelah beberapa tahun terhadap peserta camping Penyegaran Hidup.
 Pada bagian akhir, penulis menambahkan Catatan untuk Penyelenggara, sehingga  dapat ditiru oleh penyelenggara dalam mempersiapkan pelanaan retret gaya camping secara partisipatif. Orangtua dan pihak sekolah serta calon peserta sendiri mempunyai kewajiban terlibat dalam persiapan itu.
***

No comments:

Post a Comment

Explore the beautiful island with a million beauty of volcanoes, natural scenery, cultural arts and natural culinary flavors mediaakor.blogspot.com/